Mataram, PolitikNTB.Com-In Ride NTB terus mendorong penguatan peran berbagai pihak dalam menangani dampak konflik keagamaan terhadap kelompok rentan, terutama perempuan dan anak.
Melalui pertemuan yang digelar Selasa (27/8) di Upnormal Coffee, Mataram, lembaga ini menghadirkan para tokoh dari salah satu kelompok keagamaan untuk mendiskusikan strategi pendampingan yang lebih sistematis dan responsif.
Pertemuan tersebut menjadi bagian dari implementasi program Advokasi dan Pendampingan Penanganan Korban serta Penyelesaian Konflik Keagamaan, yang bertujuan menciptakan mekanisme perlindungan berbasis kolaborasi antara masyarakat sipil dan tokoh agama.
Direktur In Ride NTB sekaligus Koordinator Program, Agus Dedi Putrawan, M.Si menjelaskan bahwa konflik keagamaan sering kali berdampak paling serius pada kelompok yang tidak terlibat langsung, seperti perempuan dan anak.
“Konflik memang berhenti, tapi dampaknya terhadap kelompok rentan bisa berlangsung lama. Program ini hadir untuk memastikan ada perlindungan yang berkelanjutan dan berbasis hak,” tegas Agus.
Pelaksana program, Miptahudin Khairi, menambahkan bahwa keterlibatan tokoh agama sangat penting dalam menciptakan pendekatan penyelesaian konflik yang lebih konstruktif.
“Tokoh agama punya peran strategis. Mereka bisa mendorong perubahan cara pandang di masyarakat agar lebih inklusif dan tidak diskriminatif terhadap korban,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, perwakilan tokoh kelompok keagamaan yang hadir menyatakan kesiapannya untuk terlibat aktif dalam proses advokasi dan penyusunan model pendampingan ke depan.
Menurut Miftah, pendekatan partisipatif seperti ini merupakan langkah awal yang positif untuk mencegah berulangnya konflik serupa.
“Kami terbuka untuk berdialog dan bekerja sama, karena konflik tidak hanya soal keyakinan, tapi soal kemanusiaan,” ungkapnya.
Melalui rangkaian pertemuan ini, In Ride NTB menargetkan terbentuknya strategi pendampingan yang terarah, serta komitmen lintas pihak dalam pemenuhan hak-hak dasar kelompok rentan sebagai luaran utama program.
0Komentar