![]() |
Dr. TGH. Zainudin |
Lombok Barat, PolitikNTB.Com – Suasana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kuripan, Lombok Barat, Jumat (3/10/2025), terasa berbeda dari biasanya. Udara yang biasanya kaku di balik jeruji besi, siang itu dipenuhi khidmat, bahkan haru. Pada pelaksanaan salat Jumat, Dr. TGH. Zainudin, salah seorang ulama Muhammadiyah NTB, hadir sebagai khatib dan menyampaikan khutbah dengan tema sederhana tapi menembus hati, “Jangan Lupa Bahagia.”
Dalam khutbahnya, TGH. Zainudin mengajak warga binaan melihat masa pembinaan di lapas bukan sekadar hukuman, melainkan ruang untuk evaluasi diri. Ia menekankan, kehidupan tidak berhenti di balik tembok, justru inilah kesempatan untuk menata arah baru ketika kelak kembali ke masyarakat.
“Gunakan waktu di sini untuk memperbaiki diri, mendekatkan hati kepada Allah, dan yang terpenting, jangan lupa bahagia di manapun kita berada,” pesannya yang disambut dengan keheningan penuh makna dari ratusan jamaah Jumat, terdiri dari warga binaan maupun petugas lapas.
Pesan itu sederhana, tapi terasa menyejukkan. Bahagia yang dimaksud bukan semata tertawa atau bersenang-senang, melainkan kebahagiaan batin yang lahir dari penerimaan diri, harapan baru, dan semangat untuk bangkit.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pembinaan rohani yang rutin diselenggarakan di Lapas Kuripan. Muhammadiyah, bersama organisasi keagamaan lainnya, aktif mendampingi warga binaan agar tidak hanya menjalani masa tahanan, tetapi juga menemukan kembali arah hidup mereka.
Kepada PolitikNTB.Com, TGH. Zainudin menuturkan sebuah momen yang paling membekas di hatinya. Usai shalat sunat, ia menoleh dan mendapati seorang sahabat lamanya duduk tepat di barisan belakang, sahabat yang kini menjadi warga binaan.
“Tanpa saya sadari, kami berpelukan. Air mata jatuh begitu saja. Saya terharu, karena mereka pun terharu. Itu momen yang tidak bisa saya lupakan,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Bagi sebagian orang, pesan “jangan lupa bahagia” mungkin terdengar ringan. Namun di balik jeruji besi, kata itu menjelma doa dan pengingat, bahwa hidup tidak berhenti di balik tembok lapas. Ada harapan, ada kesempatan kedua, dan ada kebahagiaan yang tetap bisa diraih.
(Ast)
0Komentar